Panduan Keselamatan (SMKP) pada Proyek Konstruksi Pertambangan

Panduan Keselamatan (SMKP) pada Proyek Konstruksi Pertambangan

Proyek konstruksi di area pertambangan memiliki tingkat risiko yang unik dan tinggi. Aktivitasnya menggabungkan bahaya konstruksi umum (seperti pekerjaan di ketinggian dan pengangkatan beban berat) dengan bahaya spesifik dari lingkungan tambang (seperti lalu lintas alat berat dan kestabilan lereng). Oleh karena itu, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) secara disiplin bukan hanya kewajiban hukum, melainkan fondasi mutlak untuk mencegah kecelakaan.

Panduan ini menguraikan penerapan SMKP dalam konteks proyek konstruksi, mengubah aturan menjadi budaya kerja yang aman.


1. Perencanaan Keselamatan Sejak Awal

Keselamatan tidak bisa ditambahkan di tengah jalan; ia harus direncanakan sejak awal.

  • Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR): Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, tim HSE dan operasional wajib melakukan IBPR (atau Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control – HIRADC). Mereka harus mengidentifikasi semua potensi bahaya untuk setiap tahapan konstruksi, mulai dari pembukaan lahan, penggalian fondasi, hingga pemasangan struktur baja.
  • Job Safety Analysis (JSA): Untuk setiap pekerjaan spesifik yang akan dilakukan, harus dibuat JSA. Dokumen ini menguraikan langkah-langkah kerja, potensi bahaya di setiap langkah, dan cara pengendaliannya. JSA wajib didiskusikan dengan seluruh tim kerja sebelum pekerjaan dimulai (melalui safety talk atau P5M).

2. Organisasi dan Kompetensi Personel

Memastikan orang yang tepat melakukan pekerjaan yang tepat dengan cara yang aman.

  • Penanggung Jawab Operasional (PJO): Setiap kontraktor yang bekerja di area tambang harus memiliki PJO yang bertanggung jawab atas keselamatan operasional.
  • Kompetensi dan Sertifikasi: Pastikan semua personel memiliki kompetensi yang sesuai. Operator alat berat harus memiliki SIO (Surat Izin Operator), juru ikat (rigger) dan juru las harus bersertifikat, dan pengawas harus memiliki sertifikat Pengawas Operasional Pratama (POP).
  • Pelatihan Wajib: Semua pekerja, termasuk sub-kontraktor, wajib mengikuti Induksi Keselamatan (Safety Induction) sebelum memasuki area proyek untuk memahami peraturan dan bahaya spesifik di lokasi tersebut.

3. Implementasi Prosedur Keselamatan Kritis di Lapangan

Ini adalah penerapan aturan dalam praktik sehari-hari.

  • Izin Kerja Aman (Permit to Work): Untuk semua pekerjaan berisiko tinggi seperti pekerjaan panas (hot work), pekerjaan di ketinggian, pekerjaan di ruang terbatas, atau pekerjaan di dekat jaringan listrik, wajib menggunakan sistem izin kerja. Tidak ada izin, tidak ada pekerjaan.
  • Manajemen Lalu Lintas: Membuat dan menerapkan rencana manajemen lalu lintas (traffic management plan) yang memisahkan jalur antara alat berat, kendaraan ringan, dan pejalan kaki.
  • Pengoperasian Alat Berat: Operator wajib melakukan Pemeriksaan Harian (P2H) sebelum menggunakan unit. Komunikasi positif (kontak mata dan sinyal tangan) antara operator dan pekerja di sekitarnya adalah mutlak.
  • Prosedur LOTO (Lock-Out, Tag-Out): Saat melakukan perbaikan pada mesin atau panel listrik, sumber energi wajib dimatikan, dikunci, dan diberi label untuk mencegah penyalaan yang tidak disengaja.

4. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan

Sistem keselamatan harus terus dievaluasi agar tetap efektif.

  • Inspeksi dan Patroli Keselamatan: Tim HSE dan pengawas lapangan harus secara rutin melakukan inspeksi untuk memastikan semua prosedur dipatuhi dan mengidentifikasi kondisi tidak aman.
  • Pelaporan Insiden dan Near Miss: Ciptakan budaya di mana setiap pekerja berani melaporkan insiden, termasuk yang nyaris celaka (near miss). Setiap laporan harus diinvestigasi untuk menemukan akar penyebabnya dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.
  • Rapat Komite Keselamatan: Mengadakan rapat Komite Keselamatan Pertambangan secara berkala untuk membahas kinerja K3, hasil investigasi, dan merencanakan program perbaikan.

PT ARRAHMAN MITRA KONTRAKTOR: Menjadikan Keselamatan Sebagai Prioritas Utama

Di PT ARRAHMAN MITRA KONTRAKTOR, kami memahami bahwa tidak ada proyek yang berhasil jika tidak aman. Kami secara ketat mengadopsi dan mengimplementasikan prinsip-prinsip Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) dalam setiap proyek konstruksi yang kami tangani.

Kami memastikan tim kami kompeten, prosedur kami solid, dan pengawasan kami ketat. Dengan memilih kami, Anda mendapatkan mitra konstruksi yang tidak hanya berfokus pada kualitas dan jadwal, tetapi juga memiliki komitmen tak tergoyahkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mencapai target zero accident di proyek Anda.

📞 Hubungi Kami Sekarang:

🌐 Website: www.ptarrahman.com

📧 Email: admin.palembang@ptarrahman.com

📱 WhatsApp: +62821-6010-7727

 

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *